* (update s/d 10 september)
Pekan lalu Front Anti Komunis di Surabaya membakar buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono. Guru Besar Ilmu Sejarah Prof. Dr. Aminuddin Kasdi ikut dalam pembakaran dan mengatakan bahwa sejarah adalah milik pemenang. Mereka membakar buku sebagai reaksi terhadap kolom serial wartawan Jawa Pos Dahlan Iskan berjudul "Soemarsono, Tokoh Kunci dalam Pertempuran Surabaya."
Pembakaran buku kali ini bukan yang pertama. Pada Juli 2007 ribuan buku pelajaran sejarah dibakar Kejaksaan Negeri Depok. Pembakaran-pembakaran ini membuktikan adanya sekelompok orang yang tidak bisa menerima perbedaan pendapat.
Kami prihatin dengan pembakaran buku itu kendati kami belum tentu sepenuhnya setuju dengan isi buku tersebut. Tapi kebebasan berpendapat, baik lisan maupun tulisan, dijamin oleh UUD 1945. Pembakaran buku Soemarsono mengulang kembali aksi fasisme Nazi yang juga membakar buku-buku karya Sigmund Freud, Albert Einstein, Thomas Mann, Jack London, HG Wells serta berbagai cendekiawan lain. Nazi menganggap buku sebagai musuh mereka.
Kami prihatin aksi ini dilakukan oleh sekelompok orang, yang memakai nama Islam namun melakukan tindakan tercela pada bulan Ramadhan, bulan di mana Allah pertama kali menurunkan perintah membaca kepada Nabi Muhammad SAW. Buku semestinya dibaca, bukan untuk dibakar.
Kami menyayangkan pernyataan Aminuddin Kasdi. Pernyataan sejarah hanya milik pemenang tak sepantasnya dikatakan oleh seorang guru besar ilmu sejarah. Penulisan sejarah semestinya mengedepankan keberimbangan fakta dan keberagaman versi, bukan monopoli satu versi praktik rezim Orde Baru.
Oleh karena itu, atas dasar akal sehat dan kepercayaan pada demokrasi, kami menyatakan:
PERTAMA, mengecam para pelaku pembakaran buku Revolusi Agustus: Kesaksian Seorang Pelaku Sejarah karya Soemarsono, dan menganggapnya sebagai tindakan fasistis, yang bertentangan dengan kemanusiaan dan upaya mencerdaskan masyarakat.
KEDUA, menuntut kepada Presiden Republik Indonesia untuk menjamin kebebasan berpendapat dan menindak tegas mereka yang menciderai kebebasan sipil di Surabaya.
KETIGA, menuntut dihentikannya tindakan pelarangan buku atas alasan apapun. Bila terdapat perbedaan pandangan, yang diwakili sebuah buku, hendaknya dijawab dengan menerbitkan buku baru, yang mencerminkan pandangan yang berbeda --bukan dengan larangan.
Semoga demokrasi di Indonesia, yang baru ditanam benihnya, bisa berkembang sehat.
Kami yang mendukung:
A.Supardi Adiwidjaya (wartawan)
A.K. Supriyanto
Aan Rusdianto (aktivis, PEC)
Aboeprijadi Santoso (wartawan)
Achmad Fauzi
Ach. Badrut Tamam, H (wagub LIRA Jawa Timur/koordinator jaringan
intelektual muda jawa timur)
Adi Mulyana
Adrian Mulya
Adhitya Maheswara (konsultan, Jakarta)
Adyanto Aditomo (blogger, aktivis sosial)
Adytia Fajar
Adityo Lukito
Agung Cahyono Widi (wartawan)
Agung Dwi Hartanto (pengelola taman bacaan)
Agung van Joel Nugroho
Agus Bejo Santoso (aktivis)
Ajianto Dwi Nugroho
Akhriyadi Sofian (antropolog)
Akmal Nasery Basral (wartawan)
Alpha Savitri (pecinta buku)
Alfian Syafril (mahasiswa, UGM)
Amalia Pulungan (aktivis)
Ambarum Sari (ibu rumah tanngga)
Amir Al rahab
Andi K Yuwono (aktivis Praxis)
Andi S. Nugroho (wartawan)
Andre J.O Sumual (wartawan)
Andreas Harsono (wartawan)
Andreas Iswinarto (blogger, aktivis sosial)
Andrew Jansen (pecinta buku, Bogor)
Agung Arif W. Widodo (Mahasiswa Sejarah Unair)
Anissa S Febrina (wartawan Jakarta Post)
Anitra Sitanggang
Anjas Asmara (wartawan Trans7)
Anton Septian (wartawan)
Anton Muhajir
Anton Dwi (pembaca bebas)
Anugerah Perkasa (wartawan Bisnis Indonesia)
Ambarum Sari (ibu rumah tangga)
Ari Trismana
Ari Junaedi (politikus)
Ari Yurino (Perhimpunan Rakyat Pekerja dan KontraS Aceh)
Ari Zullutfi
Aria W. Yudhistira (wartawan Seputar Indonesia)
Arief Setiawan
Arif Gunawan Sulistyo (wartawan)
Arif Harsana (Aktivis, Vorstand SOAI, Jerman)
Arif Zulkifli (wartawan)
Arif Sam K(Bekasi)
Aryati
Aryo Yudanto (aktivis IKOHI Jawa Timur)
Asvi Warman Adam (sejarawan, ahli peneliti utama LIPI)
AS Manto
Asahan Alham (penuilis, sastrawan, tinggal di Belanda)
Asri Oktavianty Wahono
Asep Sambodja (dosen FSUI, Jakarta)
Atta Sidharta (Perguruan Rakyat Merdeka, Jakarta)
Ayu Purwaningsih
Badrus Sholeh (dosen UIN Syarief Hidayatullah, Jakarta)
Basil Triharyanto (wartawan)
Baskara T Wardaya, Dr. (guru sejarah)
Betrix Qiaumiddin (Green Radio, Jakarta)
Bedjo Untung (Ketua YPKP 65)
Beka Ulung Hapsara
Ben Abel (Perpustakaan Cornell University)
Bengar Gurning
Benny G.Setiono (penulis)
Beta Ramses Yahya (Kedubes R.I., Maroko)
Betty Purba
Bilven (Ultimus Bandung)
Bima Putra Ahdiat (pekerja grafis)
Binny Buchori
Binbin Firman Tresnadi
Bonnie Setiawan (Institute for Global Justice)
Bonnie Triyana (sejarawan-cum- wartawan)
Budi Setiyono (Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah)
Buyung Husnansyah
Bowo Usodo (Ketua Umum Jaringan Radio Komunitas Indonesia)
Budi Wirawan (alumnus jurusan Sastra Indonesia, Undip. Menetap di
Banjarmasin, Kalsel)
Bustanul Arifin (aktivis Jaringan Videomaker Independen)
Chan Chung Tak (pemerhati Indonesia)
Chris Poerba (wartawan)
Chres Tella
Chalik Hamid (sastrawan, menetap di Belanda)
Christofel Nalenan (JPPR, Jakarta)
Cicilia Peggy Mariska
Cinde Laras Yulianto
Coen Husain Pontoh
Cony Harseno (RIVER, Yogyakarta)
Dandhy Dwi Laksono (wartawan)
Dad Murniah,M.Hum (Pusat Bahasa, Depdiknas, Jakarta)
Dadang Sudardja (Serikat Hijau Indonesia)
Danial Indrakusuma (aktivis)
Darma Ismayanto (wartawan)
Darman Eka S. (Klp. Raksa Buana, Cianjur)
Darmaningtyas (Praxis)
Darul Aqsha
Das Albantani (pejuang EcoVillage)
Dasa Rudiyanto (aktivis)
David Leonardo Henry
Dede Oetomo (aktivis LGBTIQ)
Dedi Ahmad
Dedi Ali Ahmad (PBHI)
Deddy Try Laksono (Kadalholict ArtWork)
Denny Ardiansyah (penulis resensi buku)
Derry Putera (wartawan)
Desantara Joesoef
Devi Fitria (wartawan)
Devi Dwi Aribowo (Mahasiswa Sejarah Undip)
Dian Setyawati
Dian Fath Risalah (Undip)
Diana AV Sasa (Penulis, Redaktur Pelaksana portal berita buku
Indonesiabuku. com)
Dini S.Setyowati (ibu dua anak di Amsterdam)
Didi Kwartanada (sejarawan)
Doreen Lee
Dwi S Budiono (wartawan Memorandum)
E.S. Noorsabri (politisi, Jakarta)
Eddy Purwanto (warga biasa)
Edu Manik (Freelance photographer, Jakarta)
Edo Saman
Edwin Nafarin (arsitek, Surabaya)
Eep Saefulloh Fatah (pengamat politik, Dosen Fisip UI)
Eko Rusdianto (wartawan)
F. Budi Sanyoto (Pembaca Buku)
Fahmi Faqih (penyair)
Fahri Salam (wartawan)
Fachruddin Arrozi
Faisol Riza (PKB)
Fathuddin Muchtar
Fadjar Thufail (antropolog, peneliti tamu di Max Planck Institute, Jerman)
Faiza Hidayati Mardzoeki (aktivis perempuan)
Fendry Panombang
Firdaus Cahyadi (Knowledge Sharing Officer-Yayasan SatuDunia)
Firdaus Mubarik
Firliana Purwanti (Hivos)
Frans Padak Demon (wartawan)
Frans Anggal (Pemimpin Redaksi Harian Umum FLORES POS)
Fransiska Ria Susanti (penulis-cum- jurnalis, Hong Kong)
Florensia Octaviana (ibu rumah tangga)
FX Harsono
Garda Sembiring (Koordinator People's Empowerment Consortium/PEC)
Gayatri Wedhotami (Mahasiswa Pascasarjana Paramadina, Jakarta)
Gatot Prihandoono
Gerry van Klinken, Dr. (sejarawan, KITLV, Leiden)
Ging Ginanjar
Gigin Praginanto
Gita Tomtom
Goenawan Mohamad (wartawan senior)
Grace Leksana (Institut Sejarah Sosial Indonesia)
Gunawan Hartono (politisi, Jogjakarta)
Gustaf Dupe (Ketum Perhimpunan Pelayanan Penjara)
Halim HD. (Networker Kebudayaan, Forum Pinilih, Solo)
Hafiz (seniman - Forum Lenteng)
Hamzah Sahal (PP Lakpesdam NU)
Hardy R. Hermawan
Harris Palisuri (Aktivis SULUH Indonesia Institute- Sulawesi Tenggara)
Hendayana Musaleft (Aktivis Komite Aksi Mahasiswa Pelajar Pemuda
Cilograng, Banten)
Hengky Tompo
Hilmar Farid (sejarawan)
Hinu Endro Sayono
Hendri F Isnaeni (peneliti PSIK Univ. Paramadina)
Hepy Nurwidiamoko
Herman Kelen (Direktur eksekutif yayasan Aletheia - Kupang)
Heri Latief (penyair)
I Wayan Gendo Suardana (aktivis HAM dan demokrasi)
Ibrahim Isa (Wertheim Stichting, Belanda)
Ignatius Haryanto (Lembaga Studi Pers dan Pembangunan)
Ika Wahyu Priyaryani
Ilang tri subekti (Mahasiswa Sejarah FIB UGM)
Imam Nasima (peneliti PSHK)
Imam Shofwan (wartawan)
Imam Wahyudi
Imas Nurhayati (Ecosisters)
Imron Rosyid tr (jurnalis, Solo)
Indah Nurmasari (wartawan)
Indria Fernida (Wakil Koordinator KontraS)
Inge Mangala
Irham Ali Saifuddin (Pesantren Nurulhuda, Garut)
Irina Dayasih (aktivis perempuan)
Irma Dana (penulis)
Irwansyah (Perhimpunan Rakyat Pekerja, Dosen Departemen Ilmu Politik
Universitas Indonesia)
Irsan Husain (LEAD Syndicate)
Ismar Indarsyah (LMND)
Iswan kaputra (Social Worker & Freelance Journalist)
Iwan Samariansyah (wartawan)
Iwan Nurdin (Deputi Riset dan Advokasi-Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA)
JJ. Amstrong Sembiring (PBH KOMPARTA Indonsia)
Jakobus E. Kurnawan (Program Director, Indonesia Centre for Responsive
Politics-ICRP) .
Jeffrey Hadler (Departement of South and Southeast Asian Studies di
Universitas California, Berkeley)
Jefri Saragih (aktivis sosial)
Johanes Lewi Nugroho (aktivis sosial)
Joko Ariwibowo (LO Foker LSM Papua-Jakarta)
John Pakage, aktivis Papua
Jopi Peranginangin
Kanadianto (Penulis - Politisi)
Krisno Winarno (mahasiswa Sejarah Undip, Semarang)
Laela Achmad
Lawang Bagja
Lanjar (Praxis)
Laili Zailani (direktur Institute for Democracy and Political Justice
(INDEPOLIS), Jakarta)
Lestari Wahyu Winarni
Lexy Rambadetta (produser film dokumenter)
Lia Kusumowardhani (jurnalis, London)
Lisa Febriyanti (produser film dokumenter)
Lolly Suhenty
Lukmono Suryo Nagoro
Maulida Sri Handayani (Mahasiswa Filsafat Universitas Parahyangan)
M. Abduh Aziz (Dewan Kesenian Jakarta)
M. Akbar Wijaya (mahasiswa sejarah Undip, Semarang)
M. Amin (penulis, tinggal di Belanda)
M. Alwi Assagaf (Sulawesi Selatan)
M. Azis Tunny (Maluku Media Centre (MMC)
M. Berkah Gamulya
M. Faishal Aminuddin (sejarawan, dosen Fisip Unbraw)
M Hilaly Basya (Aktivis Muhammadiyah, studi di Leiden Universiteit)
M. Taufiq AR (deputy program director di MAARIF Institute)
M. Yamin Panca Setia (wartawan)
MD Kartaprawira (LPK65, Nederland)
M.F. Mukti (aktivis Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah)
Maeda Yoppy
Maria Dian Nurani
Mahmud darzad (pecinta damai)
Markus Kajoi (KIPRa Papua)
Marlo Sitompul
Maruly Hendra Utama S.Sos.,M.Si
Martin Alvino (copywriter, Jakarta)
Mawie Ananta Jonie (penyair eksil di negeri Belanda)
Mia Amalia
Mia Wastuti (mahasiswi)
Mira Wijaya Kusuma
Mimmy Kowel
Moses Thomas (Koordinator pokjar MERAH PUTIH)
Mugiyanto (IKOHI)
Mulyani Hasan
Mulyadi (aktifis SARI Solo)
Mukhlisin Sa'ad (dosen Fakultas Ushuluddin IAIN Surabaya)
Mundo (Praxis)
Muslimin Abdila (Al Haraka, Jombang)
Nastiti Lestari (Pascasarjana UGM)
Nasution Camang (Yayasan Merah Putih (YMP) Palu-Sulawesi Tengah)
Nezar Patria (Ketua Umum AJI)
Ngurah Suryawan (sejarawan)
Nita Ayu (Freelance Translator)
Nong Darol Mahmada (aktivis)
Nor Hiqmah (aktivis Yappika)
Novaldi Azwardi
Nugroho Dewanto (wartawan)
Nurul Kodriati (Health Economist)
Nurul Khawari (Universitas Sebelas Maret Surakarta)
Nurachman Iriyanto (Masyarakat Advokasi Warisan Budaya)
Odi Salahudin
Okti Lutfia (karyawati, Depok)
Palupi Damardini
Parawansa Assoniwora
Patra M Zen (Direktur YLBHI)
Pitono Adhi (Sanggar Bumi Tanam)
Poppy Ismalina (FE UGM)
Pramu Adi Nugroho (alumnus Sejarah Undip, Semarang)
Pratono (aktivis Kronik Filmedia Semarang)
Purwadi Djunaedi
Putu Oka Sukanta (sastrawan)
Putri Yunifa
RTS Masli (ketua dewan pembina Yayasan Pantau)
R. Nugroho Bayu Aji (alumnus Departemen Sejarah Unair, Surabaya)
Rahung Nasution (film maker)
Radjimo Sastro Wijono (sejarawan, Masyarakat Indonesia Sadar Sejarah)
Rahadi Al Paluri
Raimondus Arwalembun (LPSK)
Raja Juli Antoni (Direktur Eksekutif Maarif Institute)
Ramadhanesia
Randy Syahrizal(Gema Prodem)
Razif (Sejarawan-Institut Sejarah Sosial Indonesia)
Renta Morina Evita Nababan
Rendro Prayogo (Sekjen Perhimpunan Rakyat Pekerja)
Riaty Raffiudin (Peneliti dan Dosen Departemen Ilmu Politik FISIP UI)
Rina Kusuma (Kehati)
R.Miryanti (Lembaga Sastra Pembebasan)
Ririn Sefsani (Walhi)
Riyan Aji NUgroho(Ikatan Mahasiswa Sejarah Seluruh Idonesia)
Rivki Maulana Priatna (mahasiswa jurnalistik Fikom Unpad)
Rudy Hb. Daman (pengurus DPP.Gabungan Serikat Buruh Independen)
Rusydi Hikmawan (Aktivis pendidikan, blogger lombok)
Rukardi Ahmadi (wartawan)
Rumekso Setyadi (aktivis, Yogyakarta)
Samuel Gultom (Yayasan Tifa)
Saiful Haq
Saiful Huda Shodiq (Syarikat Indonesia-Jawa Tengah)
Saleh Abdullah (Insist, Jogjakarta)
Sammy Ranie (blogger)
Sapariah Saturi (wartawan)
Sari Safitri Mohan
Saurlin siagian (Bakumsu)
Sijo Sudarsono (ISAI)
Simon (IKOHI)
Sinnal Blegur (IKOHI)
Siswa Santoso (peneliti, alumnus Universiteit van Amsterdam)
Slamet Ortega
Sri Lestari Wahyuningroem
Steve Mustang
Suar Suroso (penyair eksil, China)
Sugandi Sutiono
Surya ferdian (Anggota PBHI Jakarta (Mantan Staff Publikasi, Seknas PBHI)
Suryati Simanjuntak (KSPPM, Medan)
Suryo Susilo (Direktur FSAB (Forum Silaturahmi Anak Bangsa)
Surya Tjandra (Universitas Atmajaya Jakarta)
Susilo Adinegoro (Rektor-Sekolah Otonom Sanggar Anak Akar)
Sutini (Ketua Dewan Perwakilan Anggota HAPSARI (Himpunan Serikat
Perempuan Indonesia) Sumut)
Svetlana Dayani (karyawati, Jakarta)
Syamsuddin Radjab
Sylvia Tiwon (Praxis)
Taufik Andrie (wartawan)
Tata Septayuda Purnama (wartawan)
Taufik Wijaya (jurnalis & seniman)
Teddy Ardianto H
Tedjabayu Sudjojono
Teguh Santosa (wartawan)
Thanding Sari
Theresia Mike Verawati (Koalisi Perempuan Indonesia untuk Keadilan dan
Demokrasi)
Tia Mboeik (Watch Indonesia e.V.)
Tjiu Hwa Jioe (pekerja media, Jakarta)
Timer Manurung
Tomas Freitas
Tony Setiabudhi (Pusat Kajian Nasional Masalah Lanjut Usia)
Tri Angganis A.D. (Praxis)
Tri Agus Siswowiharjo (aktivis)
Triana Dyah (Librarian)
Triana Eva Christine (KAPAL Perempuan)
Tri Okta Sulfa Kimiawan (anak Madiun)
Trio Marpaung (wartawan Memorandum)
Tyson Tirta (mahasiswa sejarah UI)
Umar Said (wartawan senior, tinggal di Paris, Prancis)
Usman Hamid (Koordinator- KontraS)
Veralin Septyana (karyawan swasta - periklanan)
Victor Silaen (Dosen Fisipol UKI)
Victor Mambor (Wartawan dan Pengelola Penerbit Papua Room)
Wahyu Susilo (aktivis-cum- sejarawan)
Waruno Mahdi (bahasawan dan sejarawan, menetap di Jerman)
Web Warouw (Dewan Kesehatan Rakyat/Wartawan)
Wening Adityasari (Alummi Sejarah UNDIP)
Willy R. Wirantaprawira, Dr. (Executive Director ASEAN Institute, Jerman)
Wilson (sejarawan)
Wininti Rubay (BSD)
Y.L. Franky (aktivis)
Y.T.Taher (pelaku sejarah, menetap di Australia)
Y.R. Sukardi (Stichting Perhimpunan Dokumentasi Indonesia)
Yanuar Nugroho (peneliti di Univ. Manchester, Inggris dan Business Watch
Indonesia)
Yerry Wirawan (mahasiswa PhD EHESS, Sorbone, Paris)
Yudho Raharjo (wartawan)
Yusep Prihanto
Yuna Ariyanthi (karyawati, Jakarta)
Zen Rachmat Soegito (sejarawan)
Zely Ariane (KPRM-PRD)
NOTE: Bila masih ada yang ingin mendukung pernyataan sikap ini silahkan sebutkan nama dan institusi. Kirim ke email boni_triyana@yahoo.com atau ke ungnap@yahoo.com.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !