Berikan Dukungan Kepada Petani Urut-Sewu (Kebumen Selatan Jawa Tengah) - ekologi [merah]
Headlines News :
Home » » Berikan Dukungan Kepada Petani Urut-Sewu (Kebumen Selatan Jawa Tengah)

Berikan Dukungan Kepada Petani Urut-Sewu (Kebumen Selatan Jawa Tengah)

Written By ekologi [merah] on 5.14.2009 | Kamis, Mei 14, 2009

Besok, Kamis 14/5/2009, Ribuan petani Urut-Sewu akan melakukan aksi menolak Dislitbang TNI-AD dan Perebutan Tanah Petani Urut-Sewu. Aksi ini adalah aksi gabungan petani dari lima desa.

untuk memberikan dukungan dapat menghubungi:
Aris (0815 4299 0330).


" Kami telah ambil sikap: meLawan Dislitbangad ! "

Pertemuan 7 desa di Setro Rabu, 15 April 2009 menghasilkan peneguhan tekad untuk bersama melawan tentara. Ancaman Kasad TNI-AD soal pematokan ulang disikapi petani tanpa rasa takut sama sekali. Justru jika TNI-AD mau pasang patok lagi akan ada 'titir' lintas desa untuk menghadang dan mencabut kembali patok tentara.
"Memangnya inì tanah siapa?"
"Sejak kapan tentara punya kewenangan untuk patok pertanahan?"
"Seperti sejarah Kumpeni mematok tanah-tanah di Tegalrejo pada picu awal jaman Perang Diponegoro.."

Macam-macam bentuk komentar sebagai reaksi atas rencana pematokan ulang oleh TNI.

Seruan Waspada

Rencana pematokan ulang itu pastilah punya maksud tertentu dan tidak berdiri sendiri.
Ditengarai demìkian, mengingat kini yang turun ke Setro adalah orang nomor satu di jajaran TNI-AD. Jika dilihat sepintas pernyataan Kasad tak pantas untuk konsumsi publik. Tetapi agaknya memang disengaja demikian, sebagai sebuah manuver atau trik dalam manajemen konflik.
Artinya, boleh jadi itu cuma umpan dalam jebakan taktis. Jika semua disikapi reaksioner semata, lalu petani yang jumlahnya tak kurang dari 3000-an cuma 'rebut-patok' dengan tentara di lapangan.

Tetapi di sisi yang luput dari perhatian, lalu dìam-diam Dislitbang TNI-AD mendesak proses legal penguasaan dan pensertifikatan tanah. Celaka.

"Terjadi lakon Rebutan Kikis Tunggorono" seperti dalam wayang.
Tapì massa rakyat kehilangan hak tanah dan legalitas kepemilikannya.
"Jadi, jangan kita lengah" dalam menghadapi kemelut tanah. Sejatinya, semua jadi kemelut, justru setelah tentara bercokol di sana.


Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Jejak

Kesusastraan

    Kolecer

    Kolecer sudah ditancapkan,  angin timur tiba bersama butir-butir air,  bukan lagi tand...

    Esai Melawan Lupa

      http://esaimelawanlupa.wordpress.com/ ...

    mampus..

    mampus kalian! yang meratapi pahit sejarah dalam tunduk dan bekerjasama dengan manisnya penguasa za...

    Soneta XVII

    Pablo Neruda aku tak mencintaimu seolah-olah kau adalah serbuk mawar, atau batu topaz, atau panah...