ALBA pernyataan di puncak iklim Kopenhagen
Pernyataan berikut dikeluarkan oleh Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika kami (ALBA) akhir pada tanggal 18 Desember sebagai tanggapan terhadap hasil-hasil KTT Iklim PBB Kopenhagen.
Kami, negara-negara yang membentuk ALBA, mencela sebelum dunia ancaman bahwa hasil dari Konferensi PBB di Kopenhagen berpose untuk tujuan kemanusiaan.
Di tempat pertama, proses negosiasi yang rusak akibat pelanggaran prinsip-prinsip penting dari sistem multilateral. Proses demokratis tidak mengakui persamaan semua, tidak jujur, tidak terlalu transparan, dan eksklusif. Ini dirancang untuk menjamin posisi sekelompok kecil negara.
Tanggapan kita terhadap perubahan iklim harus sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB. Proses ini memiliki kekurangan legitimasi, melainkan telah melanggar semua prinsip-prinsip multilateralisme dan Piagam PBB, di atas semua atas kedaulatan antara semua negara.
Ciri utama dari pertemuan ini gagal disayangkan adalah bahwa sebuah kelompok yang sangat kecil negara, terkoordinasi dan menghimpun oleh Denmark, telah selama beberapa minggu terakhir menulis kesepakatan bahwa mereka telah secara sepihak bernama "pihak yang berkepentingan", termasuk sebagian besar dunia , kelas pertama dan mendirikan negara kelas dua kriteria.
Sementara kursi dari KTT dikirim negara-negara untuk mengambil kelompok lagi, untuk melanjutkan pengeditan dan membersihkan teks yang telah disetujui oleh para peserta sebagai dasar negosiasi, pada saat yang sama, perdana menteri Denmark mengumpulkan para presiden sekelompok negara untuk mengedit dokumen di belakang punggung kami.
Bukti lebih lanjut dari sifat eksklusif dari peristiwa ini adalah panggilan dari kelompok Presiden di balik pintu tertutup, tanpa partisipasi mayoritas dan tanpa menjelaskan kriteria pemilihan belakang.
Sudah jelas bahwa kita tidak dapat mempertimbangkan isu perubahan iklim tanpa mempertimbangkan mengubah sistem. Model produksi kapitalis dan konsumsi adalah membawa kehidupan di planet ke titik tidak bisa kembali dan momen penting dalam sejarah manusia, dan perdebatan dalam situasi seperti ini tidak bisa direduksi menjadi kepentingan ekonomi kelompok kecil.
Sampai sekarang sangat sedikit yang telah dicapai, akan tetapi penting untuk menjaga perjanjian iklim saat ini: Perserikatan Bangsa-Bangsa Kerangka Konvensi Perubahan Iklim dan Protokol Kyoto. Mereka adalah platform penting untuk memajukan pertahanan hidup. Disini kita memiliki kesepakatan penting dunia politik, di mana semua dari kita setuju bahwa perubahan iklim merupakan masalah yang harus segera ditangani, dan di mana negara-negara yang bertanggung jawab untuk masalah historis telah setuju untuk berkomitmen untuk mengurangi emisi dengan jumlah yang memungkinkan masalah yang akan dibahas.
Skenario saat ini adalah melihat semua ini mengambil langkah besar mundur, dan mengharuskan kita untuk melupakan Protokol Kyoto. Dalam pertemuan ini kita belum berhasil menulis sesuai alamat kewajiban negara-negara maju: membangun bertujuan untuk mengurangi emisi atau untuk mendirikan sebuah periode kedua komitmen untuk Protokol Kyoto.
Ada menawarkan di atas meja, namun tidak satupun dari mereka membandingkan. Amerika Serikat tidak ingin melakukan sendiri berdasarkan upaya negara-negara maju lainnya. Negara-negara maju datang ke pertemuan dengan agenda sebelumnya, dan mereka melanggar setiap melanjutkan demokratis dalam usaha mereka untuk memaksakan itu.
Dalam Rencana Aksi Bali, disetujui pada tahun 2007, disepakati bahwa negara-negara maju akan memiliki kewajiban mitigasi, yang mereka akan menambahkan tindakan mitigasi sukarela dari negara-negara berkembang.
Sekarang, negara-negara maju telah mengabdikan diri untuk kesalahpahaman Rencana Bali selama dua tahun terakhir, dalam rangka untuk mencoba menggunakan ini manifestasi dari keinginan kita untuk menyatukan usaha kami sebagai cara mentransfer kewajiban mereka kepada kami. Upaya dan akan untuk mengurangi dari negara-negara berkembang tidak dapat digunakan sebagai cara untuk memanipulasi kita dan memberitahu kita, setelah mereka telah menghancurkan dunia, bahwa sekarang giliran kami untuk mengurangi sehingga mereka dapat terus mencemari dan merusak atas dasar pola mereka eksploitasi, produksi, dan konsumsi.
Ada juga isu prinsip-prinsip di sini. Kami, negara-negara berkembang, yang bermartabat dan berdaulat negara dan korban dari suatu masalah yang kita tidak menyebabkan. Ini prinsip moral, berdasarkan tanggung jawab historis, adalah alasan mengapa negara-negara maju harus menyediakan sumber daya yang cukup untuk implementasi lengkap dari prinsip-prinsip Konvensi.
Krisis lingkungan sebagai akibat dari peningkatan suhu atmosfer merupakan konsekuensi dari sistem kapitalis, dari pola lama dan tidak lestari produksi dan konsumsi negara-negara maju, penerapan dan penerapan model pembangunan benar-benar predator pada seluruh dunia, dan kurangnya kemauan politik untuk pemenuhan penuh dan efektif dari komitmen dan kewajiban dari Protokol Kyoto.
Negara-negara maju memiliki lebih dari-mengeksploitasi ruang atmosfer. Ini utang iklim dalam rangka utang ekologis luas mencakup emisi utang sebanyak itu mencakup utang adaptasi yang harus dihormati oleh negara-negara maju. Ini bukan soal amal atau sedekah, tapi kewajiban secara hukum terikat.
Kategori 1 negara akumulasi total [US] $ 1123 miliar pada pengeluaran militer di tahun 2008. Amerika Serikat menghabiskan $ 711 miliar pada tahun 2008, menurut anggaran untuk tahun 2009 keuangan, yang termasuk $ 170 miliar untuk operasi militer di Irak dan Afghanistan. Jadi dunia tahu bahwa mereka mempunyai kapasitas, tetapi apa yang tidak mereka miliki adalah keinginan politik untuk merespon komitmen internasional mereka dan kewajiban perjuangan melawan perubahan iklim. Mereka mencoba untuk menggunakan dan penyalahgunaan kebutuhan termiskin untuk memaksa kesepakatan ilegal.
Hari ini, melalui pasar karbon, mereka yang menyebabkan perubahan iklim, terus mencemari, sedangkan berat transfer pengurangan emisi ke negara-negara berkembang. Mereka berpikir bahwa di Kopenhagen mereka bisa meyakinkan kita untuk membeli hak mereka untuk mencemari, dalam menawarkan pertukaran janji remeh jumlah uang.
Kami sangat mencela dan kami meminta dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh kursi dari puncak tanpa mandat dari peserta, diganggu gugat, dan bahwa kita dapat menyatakan posisi kami melawan kelompok teman-teman dari kursi secara terbuka. Kursi belum menjamin kesetaraan partisipasi pada semua tingkatan, termasuk di tingkat presiden.
Kami mengulangi komitmen kami terhadap perjuangan melawan perubahan iklim dan prinsip-prinsip dari Protokol Kyoto, sekarang lebih valid dari sebelumnya, yang isinya kita anggap bisa ditingkatkan dengan keputusan peserta, dan sesuai selanjutnya, tapi sesuatu yang kita tidak boleh biarkan mati. Kompleksitas perundingan baru-baru ini telah menunjukkan kepada kita bahwa kepentingan ekonomi dalam konflik wont memungkinkan sesuai jika negara-negara berkembang tidak akan menerima penghormatan terhadap prinsip-prinsip. Dalam hal ini, kami menyatakan keinginan politik kita untuk terus bekerja dalam rangka Konvensi dan Protokol Kyoto. Peluncuran kembali negosiasi ini harus didasarkan pada penghargaan, inklusi, transparansi, dan legitimasi.
Kami ingat bahwa saat konferensi gagal dengan cara yang ireversibel, suara-suara pemuda yang mengetahui bahwa masa depan adalah milik mereka, tumbuh kuat. Mereka sangat mengecam manuver dari negara-negara maju dan mereka tahu bahwa perjuangan akan berlanjut. Kami bergabung dengan mereka dan protes mereka, dan kami salut dan mendukung mereka. Orang-orang harus tetap waspada.
Saat ini lebih dari sebelumnya, sebelum manuver menyedihkan yang telah dipraktekkan di Kopenhagen untuk kepentingan ekonomi kecil, kami menegaskan, "Jangan mengubah iklim, perubahan sistem!".
[Diterjemahkan oleh Tamara Pearson untuk venezuelanalysis.com]
Pernyataan berikut dikeluarkan oleh Aliansi Bolivarian untuk Rakyat Amerika kami (ALBA) akhir pada tanggal 18 Desember sebagai tanggapan terhadap hasil-hasil KTT Iklim PBB Kopenhagen.
Kami, negara-negara yang membentuk ALBA, mencela sebelum dunia ancaman bahwa hasil dari Konferensi PBB di Kopenhagen berpose untuk tujuan kemanusiaan.
Di tempat pertama, proses negosiasi yang rusak akibat pelanggaran prinsip-prinsip penting dari sistem multilateral. Proses demokratis tidak mengakui persamaan semua, tidak jujur, tidak terlalu transparan, dan eksklusif. Ini dirancang untuk menjamin posisi sekelompok kecil negara.
Tanggapan kita terhadap perubahan iklim harus sesuai dengan prinsip-prinsip Piagam PBB. Proses ini memiliki kekurangan legitimasi, melainkan telah melanggar semua prinsip-prinsip multilateralisme dan Piagam PBB, di atas semua atas kedaulatan antara semua negara.
Ciri utama dari pertemuan ini gagal disayangkan adalah bahwa sebuah kelompok yang sangat kecil negara, terkoordinasi dan menghimpun oleh Denmark, telah selama beberapa minggu terakhir menulis kesepakatan bahwa mereka telah secara sepihak bernama "pihak yang berkepentingan", termasuk sebagian besar dunia , kelas pertama dan mendirikan negara kelas dua kriteria.
Sementara kursi dari KTT dikirim negara-negara untuk mengambil kelompok lagi, untuk melanjutkan pengeditan dan membersihkan teks yang telah disetujui oleh para peserta sebagai dasar negosiasi, pada saat yang sama, perdana menteri Denmark mengumpulkan para presiden sekelompok negara untuk mengedit dokumen di belakang punggung kami.
Bukti lebih lanjut dari sifat eksklusif dari peristiwa ini adalah panggilan dari kelompok Presiden di balik pintu tertutup, tanpa partisipasi mayoritas dan tanpa menjelaskan kriteria pemilihan belakang.
Sudah jelas bahwa kita tidak dapat mempertimbangkan isu perubahan iklim tanpa mempertimbangkan mengubah sistem. Model produksi kapitalis dan konsumsi adalah membawa kehidupan di planet ke titik tidak bisa kembali dan momen penting dalam sejarah manusia, dan perdebatan dalam situasi seperti ini tidak bisa direduksi menjadi kepentingan ekonomi kelompok kecil.
Sampai sekarang sangat sedikit yang telah dicapai, akan tetapi penting untuk menjaga perjanjian iklim saat ini: Perserikatan Bangsa-Bangsa Kerangka Konvensi Perubahan Iklim dan Protokol Kyoto. Mereka adalah platform penting untuk memajukan pertahanan hidup. Disini kita memiliki kesepakatan penting dunia politik, di mana semua dari kita setuju bahwa perubahan iklim merupakan masalah yang harus segera ditangani, dan di mana negara-negara yang bertanggung jawab untuk masalah historis telah setuju untuk berkomitmen untuk mengurangi emisi dengan jumlah yang memungkinkan masalah yang akan dibahas.
Skenario saat ini adalah melihat semua ini mengambil langkah besar mundur, dan mengharuskan kita untuk melupakan Protokol Kyoto. Dalam pertemuan ini kita belum berhasil menulis sesuai alamat kewajiban negara-negara maju: membangun bertujuan untuk mengurangi emisi atau untuk mendirikan sebuah periode kedua komitmen untuk Protokol Kyoto.
Ada menawarkan di atas meja, namun tidak satupun dari mereka membandingkan. Amerika Serikat tidak ingin melakukan sendiri berdasarkan upaya negara-negara maju lainnya. Negara-negara maju datang ke pertemuan dengan agenda sebelumnya, dan mereka melanggar setiap melanjutkan demokratis dalam usaha mereka untuk memaksakan itu.
Dalam Rencana Aksi Bali, disetujui pada tahun 2007, disepakati bahwa negara-negara maju akan memiliki kewajiban mitigasi, yang mereka akan menambahkan tindakan mitigasi sukarela dari negara-negara berkembang.
Sekarang, negara-negara maju telah mengabdikan diri untuk kesalahpahaman Rencana Bali selama dua tahun terakhir, dalam rangka untuk mencoba menggunakan ini manifestasi dari keinginan kita untuk menyatukan usaha kami sebagai cara mentransfer kewajiban mereka kepada kami. Upaya dan akan untuk mengurangi dari negara-negara berkembang tidak dapat digunakan sebagai cara untuk memanipulasi kita dan memberitahu kita, setelah mereka telah menghancurkan dunia, bahwa sekarang giliran kami untuk mengurangi sehingga mereka dapat terus mencemari dan merusak atas dasar pola mereka eksploitasi, produksi, dan konsumsi.
Ada juga isu prinsip-prinsip di sini. Kami, negara-negara berkembang, yang bermartabat dan berdaulat negara dan korban dari suatu masalah yang kita tidak menyebabkan. Ini prinsip moral, berdasarkan tanggung jawab historis, adalah alasan mengapa negara-negara maju harus menyediakan sumber daya yang cukup untuk implementasi lengkap dari prinsip-prinsip Konvensi.
Krisis lingkungan sebagai akibat dari peningkatan suhu atmosfer merupakan konsekuensi dari sistem kapitalis, dari pola lama dan tidak lestari produksi dan konsumsi negara-negara maju, penerapan dan penerapan model pembangunan benar-benar predator pada seluruh dunia, dan kurangnya kemauan politik untuk pemenuhan penuh dan efektif dari komitmen dan kewajiban dari Protokol Kyoto.
Negara-negara maju memiliki lebih dari-mengeksploitasi ruang atmosfer. Ini utang iklim dalam rangka utang ekologis luas mencakup emisi utang sebanyak itu mencakup utang adaptasi yang harus dihormati oleh negara-negara maju. Ini bukan soal amal atau sedekah, tapi kewajiban secara hukum terikat.
Kategori 1 negara akumulasi total [US] $ 1123 miliar pada pengeluaran militer di tahun 2008. Amerika Serikat menghabiskan $ 711 miliar pada tahun 2008, menurut anggaran untuk tahun 2009 keuangan, yang termasuk $ 170 miliar untuk operasi militer di Irak dan Afghanistan. Jadi dunia tahu bahwa mereka mempunyai kapasitas, tetapi apa yang tidak mereka miliki adalah keinginan politik untuk merespon komitmen internasional mereka dan kewajiban perjuangan melawan perubahan iklim. Mereka mencoba untuk menggunakan dan penyalahgunaan kebutuhan termiskin untuk memaksa kesepakatan ilegal.
Hari ini, melalui pasar karbon, mereka yang menyebabkan perubahan iklim, terus mencemari, sedangkan berat transfer pengurangan emisi ke negara-negara berkembang. Mereka berpikir bahwa di Kopenhagen mereka bisa meyakinkan kita untuk membeli hak mereka untuk mencemari, dalam menawarkan pertukaran janji remeh jumlah uang.
Kami sangat mencela dan kami meminta dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh kursi dari puncak tanpa mandat dari peserta, diganggu gugat, dan bahwa kita dapat menyatakan posisi kami melawan kelompok teman-teman dari kursi secara terbuka. Kursi belum menjamin kesetaraan partisipasi pada semua tingkatan, termasuk di tingkat presiden.
Kami mengulangi komitmen kami terhadap perjuangan melawan perubahan iklim dan prinsip-prinsip dari Protokol Kyoto, sekarang lebih valid dari sebelumnya, yang isinya kita anggap bisa ditingkatkan dengan keputusan peserta, dan sesuai selanjutnya, tapi sesuatu yang kita tidak boleh biarkan mati. Kompleksitas perundingan baru-baru ini telah menunjukkan kepada kita bahwa kepentingan ekonomi dalam konflik wont memungkinkan sesuai jika negara-negara berkembang tidak akan menerima penghormatan terhadap prinsip-prinsip. Dalam hal ini, kami menyatakan keinginan politik kita untuk terus bekerja dalam rangka Konvensi dan Protokol Kyoto. Peluncuran kembali negosiasi ini harus didasarkan pada penghargaan, inklusi, transparansi, dan legitimasi.
Kami ingat bahwa saat konferensi gagal dengan cara yang ireversibel, suara-suara pemuda yang mengetahui bahwa masa depan adalah milik mereka, tumbuh kuat. Mereka sangat mengecam manuver dari negara-negara maju dan mereka tahu bahwa perjuangan akan berlanjut. Kami bergabung dengan mereka dan protes mereka, dan kami salut dan mendukung mereka. Orang-orang harus tetap waspada.
Saat ini lebih dari sebelumnya, sebelum manuver menyedihkan yang telah dipraktekkan di Kopenhagen untuk kepentingan ekonomi kecil, kami menegaskan, "Jangan mengubah iklim, perubahan sistem!".
[Diterjemahkan oleh Tamara Pearson untuk venezuelanalysis.com]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !